Kepada Kamu dari Kejauhan
Kepada kamu yang aku rindukan dari kejauhan, sempatkanlah
mengabari aku. Agar aku tahu, meski kamu tengah bersama mereka, setidaknya kamu
masih sedikit mengingat aku.
Kepada kamu yang kunanti datangmu dari kejauhan, sempatkanlah
untuk menemui aku. Agar aku tahu, tidak hanya aku yang merindukan kamu; paling
tidak, kamu juga sedikit merindukan aku.
Kepada kamu yang memeluk hatiku dari kejauhan, sempatkanlah
memeluk aku ketika kita bertemu. Agar ada bahagia yang bisa aku kenang ketika
kita berjauhan.
Kepada kamu yang kucintai dari kejauhan, sempatkanlah untuk
sekedar bilang “aku cinta”. Agar aku tahu apa yang kamu rasa. Jadi, aku tak
bertanya sendiri dan kemudian menjawab sendiri.
Dan kepada kamu yang aku doakan dari kejauhan, sempatkanlah untuk
mendoakan kita. Agar kita selalu bahagia. Bersama. Atau sendiri-sendiri.
Di Bawah Langit yang Telah Tuhan Cipta
Di bawah langit yang telah Tuhan cipta, aku mampu mengeja namamu dengan
lancar untuk kemudian kulukis dengan kata.
Di bawah langit yang telah Tuhan cipta,
aku mampu meyimpan senyummu untuk kuingat sebelum aku terlelap.
Di bawah
langit yang telah Tuhan cipta, aku mampu memanjatkan doa untuk kebahagiaanmu meski aku
tak menjadi bagian dari kebahagiaan itu.
Dan di bawah langit yang telah Tuhan cipta, aku cinta.
Dan di bawah langit yang telah Tuhan cipta, aku cinta.
Kamu tahu?
Karena aku masih tetap bertahan meskipun kita berjalan pada
garis yang sejajar-tak akan bertemu pada satu titik, sejauh apapun kita
melangkah. Secepat apapun aku berlari.
Aku juga
hebat.
Atas kerelaanku menjadi prioritas nomor sekian dalam hidupmu, atau bahkan jika hanya sekedar sebagai penukar waktu
luangmu.
Dan kamu tahu?
selalu ada rasa syukur yang kupanjatkan dalam setiap senyuman di balik pelukanmu. Karena memelukmu adalah anugerah sekaligus alasan atas kesabaran menunggu kedatanganmu.
Meski pada akhirnya kita akan sama-sama lelah berjalan, setidaknya kita pernah sama-sama berbagi kebahagiaan, setidaknya (kuharap) kita pernah saling merindukan.
Meski pada akhirnya kita akan sama-sama lelah berjalan, setidaknya kita pernah sama-sama berbagi kebahagiaan, setidaknya (kuharap) kita pernah saling merindukan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Über Mich..

- Ratih Tien
- Hometown: Purworejo, Central Java. Currently living in Depok, West Java., Indonesia
- Bed is the bestest friend of mine| Careless level: severe| Engineer soon to be| Movies, songs, shopping, caffeines, and sweety things can boost my mood up!
Meine Geschichte
Label
- cerita pendek (2)
- hanya kata (5)
- puisi (1)
- run on quotes (18)
- surat (4)